Home » » Langkah Nyata

Langkah Nyata

Written By Unknown on Jumat, 22 Februari 2013 | 08.01

Kenapa aku harus terlahir di dunia? Tidak banyak yang aku ketahui dari dalam diri ku, tapi dunia yang akan melihatku. Terlahir di kota yang dipimpin seorang raja,  20 tahun yang lalu, tepatnya 4 September 1992, aku hidup ditenggah kesederhanan Jogja bagian selatan. Sejak kecil aku sudah terbiasa hidup sendiri, ditinggal bapak dan ibu yang bekerja dari pagi hingga sore, aku banyak menghabiskan waktu bersama kakek dan nenek serta teman. Dari sinilah perjalanan ku dimulai.

Mungkin tidak banyak orang yang bisa merasakan indahnya mentar pagi, udara yang sejuk, kicauan burung dan gemercik air sungai. Tapi ketika kecil aku dapat merasakannya. Hampir setiap hari aku dan teman – teman ku mengawali pagi dengan mencari ikan dibalik bebatuan, tidak sulit menemukan kerumunan ikan untuk ditangkap dan kemudian dijadikan santapan menu sarapan.



Berbagai macam permainan tradisional khas jogja aku mainkan. Ingkling, jamuran, cublak - cublak suweng, gobaksodor dan masih banyak lainnya. Namun dari permainan itu semua, permainan favorit ku semasa kecil tentu gobaksodor dan sepakbola. Untuk gobaksodor, permianan ini sebenarnya dari bahasa Inggris, go back so 'dor', aku tidak tahu maksudnya, tapi inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan. Entahlah, apakah orang Inggris juga memainkan permainan ini.

Sementara untuk sepakbola adalah olahraga yang akan aku cintai sampai kapan pun. Aku tidak butuh tanah lapang yang cukup luas untuk memainkan permainan ini. Semua bisa bermain kapan pun dan dimana pun. Dulu, ketika aku masih SD aku sering memainkan permainan ini di sawah, tepi sungai, atau pantai.
Liverpool FC salah satu tim favorit ku. Meskipun banyak yang bilang "History FC" , tapi buat aku hidup memanglah berawal dari sejarah. Sejarahlah yang akan membuat kita sampai ada disini.

Banyak hal yang baru ku coba, ketika duduk di bangku SMP aku pernah menulis sebuah buku, yang berjudul “Bukan Permainan” buku ini bercerita tentang kehidupan sekelompok pelajar yang hendak menghadapi ujian nasional tapi sebelum ujian dimulai banyak cerita mistis yang  dialami. Serta dipadukan dengan cerita remaja dengan kehidupan cinta.

Menurut ku menulis itu sederhana, kita dapat berimajinasi apa pun itu tanpa ada beban. Namun semua itu harus ada batasan tertentu. Selain "Bukan Permainan" aku juga pernah membuat buku berjudul "Destroyer" yang bercerita tentang kehidupan warga Jogja sebelum dan sesudah terjadinya gempa 27 Mei 2006. Tapi, semua yang aku tulis hanya untuk konsumsi pribadi dan teman - teman terdekat tidak lebih dari itu.


Tidak puas dengan buku, kemudian aku melanjutkan membuat sebuah film dokumenter dengan judul "About Us". Film ini diproduksi bukan hanya untuk sekedar kenang – kenangan selepas kelulusan tapi juga sebagai penghasil uang. Hasil dari produksi film ini kemudian aku pasarkan kepada teman – teman di SMP dengan harga Rp 7.500,00/keping. Dan hasilnya tidak sedikit yang menaruh minat untuk membelinya.hehehe. 


Semua berjalanan begitu menyenangkan, tapi aku dapat melihat banyak orang yang berjalan sangat sulit untuk dilalui. Hidup seakan tidak adil, kenapa banyak orang yang sangat kaya, tapi kenapa juga masih banyak orang yang hidup dibawah bayang - bayang mereka. Hidup dengan jutaan beban yang berat harus dipikul setiap hari. Aku tahu di dunia ini tidak mudah untuk ku berjalan seorang diri, aku butuh mereka dan mereka butuh aku.

Semenjak SMA, aku berusah mengajak teman – teman ku untuk melihat mereka. Sedikit demi sedikit uang saku disisikan untuk mereka. Hingga akhirnya semua merasakan apa yang mereka rasakan. Aku tidak kaya, aku dari keluarga sederhana, tapi aku bisa berbuat banyak untuk mereka yang sangat membutuhkan. Jika aku dalam posisi mereka, sulit untuk melakukan apa yang ingin ku lakukan. 



Panti Asuhan Yapitu (XII IPA 3 - 2011), Panti Asuhan Ar Rosyid (Alumni SMP N 1 Sewon - 2012), Panti Asuhan Al Alimiyah (Alumni SMA N 1 Jetis - 2013) dan yang terkahir bantuan untuk adik – adik yang saat ini masih duduk di bangku SMA adalah bagian yang sangat kecil yang dapat aku dan teman - teman ku berikan untuk sedikit membuat warna yang berbeda dalam perjalanan mereka.

Sebelum akhirnya aku meneruskan perjalanan di budaya yang berbeda. Meski pun banyak pilihan perguruan tinggi negeri di Jogja, UGM, UNY, atau UIN, aku tidak pernah merasa terdapar disini, Institut Manajemen Telkom. Sejak awal aku ingin merasakan kehidupan yang berbeda dari apa yang telah aku alami selama di Jogja. Bandung adalah salah satu kota yang mirip dengan Jogja tapi memiliki kultur budaya yang berbeda.

Bukan sesuatu yang mudah tapi itu tidak berat karena kembali lagi ke tujuan perjalanan awal ku, aku ingin mengetahui banyak hal yang tidak aku ketahui, termasuk disini. Tapi disini aku tidak ingin membandingkan apa pun itu dengan asalku. Bagi ku semua memiliki cerita masing – masing dan setiap cerita ada aku.

Dan tujuan akhir ku, aku ingin berlabuh menjadi bagian dari Trans Corp, bukan pekerjaan yang mudah untuk mencapai sana, tapi aku punya mimpi, dan mimpi itu ada diujung jalan yang aku lewati ini semua tergantung dari diri ku. Hanya usaha dan doa yang bisa mengantarkan ku kesana.

Hari – hari ku isi dengan berpetualang dan mencari sesuatu hal yang baru, dan menghabiskan waktu sendiri untuk memaknai apa yang aku lihat disetiap langkah yang ku jejakan dan menjadi diri sendiri adalah hal yang terpenting dalam perjalanan ini.

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

[Trailer] Opor Operan

Mlaku Mlaku Dab!

Instagram

Tips and Tricks


 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. NB! - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger