Ini adalah sebuah moment dimana aku merasa di kampung halaman sendiri, padahal saat ini aku ada di Bandung yang jelas - jelas jauh dari budaya Jawa. Tapi ini adalah sebuah event dari Pandawa (Paguyuban Budaya Jawa) yang kereeen bangat menurut ku. Disini aku dan teman - teman yang mayoritas berasal dari orang Jawa, mampu memperkenalkan budaya Jawa di tanah Sunda.
Sebuah pagelaran yang bertajuk "Opera Pandawa" dengan cerita "Jaka Tarub Nyolong Timun Emas". Dari judulnya aja udah dari judulnya aja udah gillaaaa abis, bisa - bisanya dua cerita dikemas dalam satu set panggung. Siapa bilang orang Jawa gak bisa kretif? Aku sangat beruntung bertemu dengan orang - orang hebat dan kreatif disini. Ya meskipun aku gak mengenal dekat mereka satu per satu, tapi setidaknya aku bisa belajar banyak dari mereka.
Acara tanggal 6 Juni 2013 ini, supeeeer tegang, gimana enggak, H-7 kita baru dapat tempatnya setelah melalui proses yang sangat panjaaaaaaang. Dan H-30 menit kita baru selesai dekor segala macam setelah melalui berbagai rintangan. Tapi tepat pukul 18.30, sebuah acara pagelaran budaya jawa, dapat dilaksanakan. Kalian tahu kenapa? KOMPAK!
Acara yang diisi dengan tarian dan keroncong ini dapat membuat penonton yang memenuhi ruangan terhibur. Itu belum cerita inti dari Pagelaran ini. Okay sekarang aku mau cerita sedikit, biar kalian yang gak nonton gak penasaran dengan "Jaka Tarub Nyolong Timun Emas". Kalian siaaap?
Jadi, disebuah desa terpencil hidup lah keluarga (suami-istri) ya kurang berbahagia karena belum juga dikaruniai seorang anak. Sangat menyedihkan memang hidup tanpa seorang yang mampu meneruskan generasinya. Namun, suatu hari, bapak pergi kehutan, disana dia berdoa agar mendapatkan anak. Tiba - tiba, datanglah seorang Buto Merah *karena tubuhnya berwarna merah, cat hijau nya abis* Dia memberikan sebuah timun kepada bapak itu. Dan ketika timun itu dibuka ternyata isinya ada seorang bayi. *kira - kira timun itu hasil dari perkawinan dengan siapa ya? hmmmmm*
Lanjuuut, namun Buto Merah itu tidak asal memberi, ketika usia bayi itu menginjak 17 tahun, dia akan mengambilnya kembali untuk dijadikan istri yang ke sembilan *namun tiba - tiba ada seorang yang melaporkan ke polisi bahwa itu adalah ajaran yang sesat dan MUI meminta agar Buto itu menceraikan ke 4 istrinya karena dalam Islam hanya boleh ada 4 istri* (Efek sering nonton gosip) Lupakan.
Ketika usia gadis itu mulai menginjak remaja, dia dikenalkan temannya Surti kepada seorang cowok namanya Jaka Tarub Mencari Mendaping Hidup via facebook. Hingga akhirnya mereka berdua kenalan. Dan semakin lama semakin dekat.
Pada suatu hari Jaka Tarub, melihat 4 bidadari dari kayangan turun untuk mandi, namun ada satu bidadari dengan penampilan yang aneh, kayak bidadari yang sering nongkrong di 1/4 an Kiaracondong. Ketika mereka sedang mandi, Jaka Tarub mengambil salah satu selendang dan membawanya pulang. Alamat buruk, karena selendang yang dibawanya itu adalah milik bidadari jadi - jadian itu.
Karena tidak bisa pulang kembali ke kayangan, bidadari itu, berjanji bagi yang mengembalikan selendangnya kalau itu cewek akan dijadikan saudaranya dan kalau cowok akan dijadikan suaminya. Dan, pengumuman itu terdengar keseluruh pelosok negri, termasuk Jaka Tarub. Jaka pun merasa galau antara memilih Bidadari itu atau Timun Mas. Dan keputusannya tepat dia memilih Timun Mas. Sementara selendanganya diberikan ke pada Tejo (teman Jaka Tarub)
Namun, ketika suatu hari Jaka dan Timun sedang pacaran tiba - tiba Tejo datang dan mengembalikan selendang itu kepada Jaka. Timun yang mengetahui bahwa yang mengambil selendang itu adalah Jaka, akhirnya memutuskan hubungan. Dan Jaka pun kembali galau.
17 Tahun sudah berlalu, sudah saatnya Buto Merah mengambil Timun Mas. Namun, ketika Buto itu datang kerumah, Timun diminta lari oleh orang tuanya dan Buto itu terus mengejarnya. Hingga akhirnya, bertemulah dengan Jaka Tarub yang membawa selendang bidadari itu. Jaka mengungkapkan dia sangat menyayangi Timun. Tapi Timun sudah menjadi milik Buto saat ini.
Karena Jaka sangat tulus mencintai Timun, maka dia bernegosiasi dengan Buto agar dapat menukar selendang bidadri itu dengan Timun. Permintaan itu diterima oleh Buto. Hingga akhirnya, Timun kembali ke pelukan Jaka. Sementara Bidadari jadi - jadian itu memenuhi janji nya untuk menerima Buto Merah sebagai suaminya.
Gimana ceritanya? Kereeen abis kan. Kalian pasti tidak bisa membayangkan alur hingga ending ceritanya. Sekali lagi kita orang Jawa juga bisa bicara di tanah Sunda. Bagi kalian yang masih belum percaya, datang dan saksikan sendiri, Pagelaran Part 2 pada bulan November mendatang. Okaaaaayyyyyy!!!!!!! :) Ojo lali teko lho ndes!
Sebuah pagelaran yang bertajuk "Opera Pandawa" dengan cerita "Jaka Tarub Nyolong Timun Emas". Dari judulnya aja udah dari judulnya aja udah gillaaaa abis, bisa - bisanya dua cerita dikemas dalam satu set panggung. Siapa bilang orang Jawa gak bisa kretif? Aku sangat beruntung bertemu dengan orang - orang hebat dan kreatif disini. Ya meskipun aku gak mengenal dekat mereka satu per satu, tapi setidaknya aku bisa belajar banyak dari mereka.
Acara tanggal 6 Juni 2013 ini, supeeeer tegang, gimana enggak, H-7 kita baru dapat tempatnya setelah melalui proses yang sangat panjaaaaaaang. Dan H-30 menit kita baru selesai dekor segala macam setelah melalui berbagai rintangan. Tapi tepat pukul 18.30, sebuah acara pagelaran budaya jawa, dapat dilaksanakan. Kalian tahu kenapa? KOMPAK!
Acara yang diisi dengan tarian dan keroncong ini dapat membuat penonton yang memenuhi ruangan terhibur. Itu belum cerita inti dari Pagelaran ini. Okay sekarang aku mau cerita sedikit, biar kalian yang gak nonton gak penasaran dengan "Jaka Tarub Nyolong Timun Emas". Kalian siaaap?
Jadi, disebuah desa terpencil hidup lah keluarga (suami-istri) ya kurang berbahagia karena belum juga dikaruniai seorang anak. Sangat menyedihkan memang hidup tanpa seorang yang mampu meneruskan generasinya. Namun, suatu hari, bapak pergi kehutan, disana dia berdoa agar mendapatkan anak. Tiba - tiba, datanglah seorang Buto Merah *karena tubuhnya berwarna merah, cat hijau nya abis* Dia memberikan sebuah timun kepada bapak itu. Dan ketika timun itu dibuka ternyata isinya ada seorang bayi. *kira - kira timun itu hasil dari perkawinan dengan siapa ya? hmmmmm*
Lanjuuut, namun Buto Merah itu tidak asal memberi, ketika usia bayi itu menginjak 17 tahun, dia akan mengambilnya kembali untuk dijadikan istri yang ke sembilan *namun tiba - tiba ada seorang yang melaporkan ke polisi bahwa itu adalah ajaran yang sesat dan MUI meminta agar Buto itu menceraikan ke 4 istrinya karena dalam Islam hanya boleh ada 4 istri* (Efek sering nonton gosip) Lupakan.
Ketika usia gadis itu mulai menginjak remaja, dia dikenalkan temannya Surti kepada seorang cowok namanya Jaka Tarub Mencari Mendaping Hidup via facebook. Hingga akhirnya mereka berdua kenalan. Dan semakin lama semakin dekat.
Pada suatu hari Jaka Tarub, melihat 4 bidadari dari kayangan turun untuk mandi, namun ada satu bidadari dengan penampilan yang aneh, kayak bidadari yang sering nongkrong di 1/4 an Kiaracondong. Ketika mereka sedang mandi, Jaka Tarub mengambil salah satu selendang dan membawanya pulang. Alamat buruk, karena selendang yang dibawanya itu adalah milik bidadari jadi - jadian itu.
Karena tidak bisa pulang kembali ke kayangan, bidadari itu, berjanji bagi yang mengembalikan selendangnya kalau itu cewek akan dijadikan saudaranya dan kalau cowok akan dijadikan suaminya. Dan, pengumuman itu terdengar keseluruh pelosok negri, termasuk Jaka Tarub. Jaka pun merasa galau antara memilih Bidadari itu atau Timun Mas. Dan keputusannya tepat dia memilih Timun Mas. Sementara selendanganya diberikan ke pada Tejo (teman Jaka Tarub)
Namun, ketika suatu hari Jaka dan Timun sedang pacaran tiba - tiba Tejo datang dan mengembalikan selendang itu kepada Jaka. Timun yang mengetahui bahwa yang mengambil selendang itu adalah Jaka, akhirnya memutuskan hubungan. Dan Jaka pun kembali galau.
17 Tahun sudah berlalu, sudah saatnya Buto Merah mengambil Timun Mas. Namun, ketika Buto itu datang kerumah, Timun diminta lari oleh orang tuanya dan Buto itu terus mengejarnya. Hingga akhirnya, bertemulah dengan Jaka Tarub yang membawa selendang bidadari itu. Jaka mengungkapkan dia sangat menyayangi Timun. Tapi Timun sudah menjadi milik Buto saat ini.
Karena Jaka sangat tulus mencintai Timun, maka dia bernegosiasi dengan Buto agar dapat menukar selendang bidadri itu dengan Timun. Permintaan itu diterima oleh Buto. Hingga akhirnya, Timun kembali ke pelukan Jaka. Sementara Bidadari jadi - jadian itu memenuhi janji nya untuk menerima Buto Merah sebagai suaminya.
Gimana ceritanya? Kereeen abis kan. Kalian pasti tidak bisa membayangkan alur hingga ending ceritanya. Sekali lagi kita orang Jawa juga bisa bicara di tanah Sunda. Bagi kalian yang masih belum percaya, datang dan saksikan sendiri, Pagelaran Part 2 pada bulan November mendatang. Okaaaaayyyyyy!!!!!!! :) Ojo lali teko lho ndes!
0 komentar:
Posting Komentar