Politik. Sebuah kata yang menjadi permainan dalam negeri ini. Banyak orang yang memiliki mimpi besar untuk menjadi raja di panggung politik. Salah satunya Bambang Warih Koesoma. Dia adalah mantan parlemen yang mencoba keberuntungannya menjadi anggota DPD pada pemilu tahun 2004.
Sebelumnya Bambang adalah mantan anggota DPR dari kader Partai Golkar, sebelum akhirnya memutuskan untukmundur dari Partai tersebut. Ada alasan tersendiri bagi Bambang untuk kembali keranah politik, yaitu memperjuangkan hak rakyat di kursi DPD. 3000 suara, harus dia dapatkan dari rkayat Jakarta demi memenagkan pemilu. Itu jelas tidak mudah, namun sama seperti aksi para politisi lainnya bila menghadapi pemilu, Bambang memdekati rakya-rakyat kecil di daerah-daerah kumuh di Jakarta.
Dalam film dokumenterini mengangkat perjuangan keras dari Bambang untuk dapat mengambil hati rakyatnya. Kampanye memang masa yang tepat untuk menebar mimpi dibenak rakyat kecil. Namun, Rakyat seakan telah muak atas mimpi - mimpi manis oleh sang politikus. Sebagian besar dari mereka memilih untuk tidak bersuara di pemilu nanti atau golput.
Pemilu kali ini sebenarnya dipermudah dengan teknis pencoblosan namun, itu semua seakan menguap begitu saja ketika banyak anggota calon dari berpuluh partai yang harus dicoblos. Banyaknya pilihan, bukan hal yang tepat buat rakyat memilih. Saat ini masih banyak rakyat bangsa ini, yang ternyata masih ada buta huruf. Mereka hanya bersuara dan tahu suara itu untuk siapa. Sangat ironis, ketika banyak sekali politikus yang memanfaatkan kebodohan rakyat ini.
Masuk parlemen dan menjadi anggota legislatif seakan menjadi salah satu ambisi terbesar manusia. Padahal jika memang niatnya adalah untuk sebuah perubahan, mestinya ciptakan perubahan itu dulu. Seorang pemimpin bukan mencari kekuasaan diatas rakyatnya. Namun pemimpin harus mampu membantu rakyatnya demi sebuah harapan dan cita - cita bersama. Memajukan kesejahteraan rakyatnya, bukan merampas hartanya.
0 komentar:
Posting Komentar