Home » » "The Monster of Sains"

"The Monster of Sains"

Written By Unknown on Jumat, 07 Juni 2013 | 20.32



Ini hanyalah sepenggal sebuah kisah tentang ku tentang mu dan dirinya yang tak kan terbayangkan oleh ku dalam perjalanan ini. Aku hanya mampu berdiri, tertawa, merenung, terdiam, menangis  dan mati akan sebuah makna kehidupan. Tak terbayangkan oleh pikiranku kemana tubuhku kan pergi. Hanya alunan langkah kaki, ku ikuti. Mungkin aku tak tahu awalnya bagaimana, tapi aku dapat merasakannya.


Ku berjalan dan tak kan kembali. Sepanjang jejak kaki yang terlewatkan hanya suara keras dan tak bernada dengan ketukan 4/4 terasa perih ditelinga,bahkan suara itu lebih buruk dari vuvuzela dan ku yakin saat itu suara berasal dari segala arah dan depan mata, mungkin itu “Riski Saktianingsih“ dan juga “Siti Nur Hidayati“. Aku tak peduli dengan suara itu, bagiku itu hanya akan melenyapkan kesunyian dalam kehampaan.

Detik demi detik kan terlewati, perut mungkin kan memberontak bila tetap ku biarkan seperti saat ini. Tapi aku tak kan tahu harus kemana jejak langkah ku berhenti tuk setidaknya mencium dan menikmati akan rasa yang tertuang dalam ujung lidah. Terasa membosankan ketika ku harus berhenti dimana pun itu harus salalu berjumpa “Reni Kartika Sari“ dan “Restu Restawang“.

Aku hanya bisa terdiam duduk tanpa kata dan berada diantara, “Dwi Mulyanti“,“Lutfiana Ulfah“, dan “Siti Nurul Latifah“. Seakan tak mampu bibir ini tuk ucapkan kata yang tak penting tuk terucap. Hanya pikiran yang berjalan bukan gerakan lidah dan matinya pita suara yang terasa. Dunia mungkin kan terdiam tuk beberapa detik akan kehadiran mereka.

Aku harus melanjutkan perjalan ini sebelum pelangi tak lagi memberi warna pada dunia ini. Di balik gedung yang besar dan menakutkan seseorang sedang sibuk mengitung, tapi kenapa selalu saja besar pasak dari pada tiang. Didalam hati mungkin dia marah kepada mereka hanya meminta dan tak kembali. Semakin jelas bayangan tu ketika saldo sudah habis. Dan “Winda Febriani“ hanya kan menjadi patung bersama “Wahyu Sri Sushanti“ (yang kebesarannya hanya ditampakkan dibelakang bukan di depan) jika tetap bersama dalam dunia kehidupan biologi.

Semakin jauh melakang semakin sepi akan rasa persaingan dalam hal nila tuk diperoleh. Semakin kecil dan tertinggal. Hanya “Imelda Margareta Aritonang“,“Erna Setianingrum“ , dan “Rosy Meyliani“, yang dapat berjalan bersama tuk over lap mereka yang tertinggal dibelakang. Meski “Mukti Adi Nugraha“ dengan sedikti dana yang tak mampu tuk dia korbankan, coba mendekati tapi mereka seakan tak kan peduli akan kehadiranya karena sudah merasa dekat akan tangga juara.

Cukup sudah lelah ku berjalan, sebelum harus ku jumpai seseorang aneh dan mungkin kan mengelikan atau kan mengkaburkan anak – anak kecil,  Yuni Nurma Arumika“. Entah kenapa juga setiap hari harus senam jari dan tak bosan juga.

Hah terlewati sudah jalan yang menyeramkan.

 Tapi dibalik tu ada sesosok yang sulit ditebak, tangguh tapi bisa saja bocor, sudah kupikir itu hanyalah “Susi Widiastuti“, berpikir cepat tapi kan sekejap terlupa, bahakan termasuk nama temannya. Aku rasa di juga lupa kan namanya sendiri. Dan salah satu yang kan menjadi sosok lain dari Imelada.

Kini aku bisa tertawa dalam kehidupan bersama “Nanang Setiawan“. Yang terasa gokil tuk dipandang tapi juga hanya berburu jurukunci dalam sebuah pes community. Tapi diantara kehidupannya itu bersembunyi talenta yang cukup buat persaingan dalam dunia hiburan. Dan itu membuat dunia tertawa.

Dua pria berjalan mendekatiku tapi ku hanya terdiam. Mungkin kedua nya tak berarti buatku, karena hanya biasa saja penampilanya. Tapi itu hanyalah bagian luarnya saja. Kini ku mampu merasakan talenta pemikiran yang dimiliki, “Rahmad Hernawan“ seorang yang memiliki jiwa pahlawan tapi dia tak tahu itu apa tugas pahlawan dan “Wachid Nur Hadi“ berusaha keras tuk belajar tapi sulit karena tulisannya terlalu kecil diselembar kertas kecil.

Pagi telah menjemput matahari belum tersenyum, namun “Umrotul Hafidhoh Hadi  Ningrum telah berdiri sendiri. Entahlah kenapa harus selalu ku lihat “Tri Merina selalu mencoba berlari tuk mendapinginya tuk berdiri, dikala matahari telah tertawa.

Ketika ku hendak menyeberangi jalan, terpampang sosok yang tak jelas dengan mengotak atik laptop di pinggir jalan. Seakan dia mampu berbuat apa saja dalam dunia maya, tapi dia hanyalah sesosok yang bodoh dan tak tahu apa yang orang dapat ketahui. Dan aku pikir dia tak mampu berbuat apa apa tanpa ada orang lain di sekitarnya, hah dasar “Wiwid Septiyardi“, yang tak tahu malu.

Sejauh ini aku mencoba memahami akan makna ku melangkah, dan kehadiran “Witri Uliarti“ coba berharap .Dan tlah pergi. Tak bisa pertanyaan dan jawaban selalu meleset. Dompet kering sangat menyiksanya dalam kehidupan Jogja ini.

Dari jauh terlihat keramaian. Dan tak tahu itu apa. Mencoba mendekat terasa aneh ketika setiap orang harus membawa selembar kertas dan pensil. Dengan pertanyaan yang aneh tanpa ada KKM yang pasti dia mencoba menebak jalur hidup sesorang, tapi aku gak yakin dia mampu menebak dirinya sendiri. Karena “Tesa Septiwulandari“ hanya akan menjadi peramal.

Kini semua tampak akan berwarna. Lukisan seraya gambaran diawan membuat hidup tak lagi menderita. Setiap orang ingin dimanjakan dengan lukisan “Rujiatun“. Tapi itu terlalu membosankan karena hanya kupu – kupu yang terbang dan tak kan pergi dari itu. Setidaknya itu telah mengubah dunia mereka.

Siang menjelang, namun perjalananku tak usai juga. Entah kenapa dalam siang ini, masih ada orang yang berlari menelusuri jalanan. Ea, “ Uswatun Maidike“, aku nggak tahu pa keinginannya, tapi perjuang keras tuk menjadi atlet mungkin tlah dia tanaman dan berusaha mewujudkannya. Tapi, dibelakangnya terpintas seseorang yang ikut berlari, mungkin itu “Rohayati“, apa tujuannya tak jelas, tapi dia bangga atas pencapaiannya tapi tidak orang – orang dibelakangnya. Caci, hinaan,sindiran dan kesan arogan membuatnya jauh percaya diri. Aneh.

Entah kenapa dalam palingku, aku tidak tahu siapa mereka yang terkesan biasa, semacam, “Nining Dwi Jayanti“,dia mencoba berusaha tuk bersaing tapi belum juga tercapai usahanya itu dan “Reni Dwi Riyani, dia dapat berubah sewaktu – waktu dan kalian tidak akan mengetahui keahliannya dalam memecahkan teori.

Kumandang adzan tlah terdengar, tapi kenapa “Hestin“ menantinya mungkin dia ingin mendengarkan salah satu cerita lucu dari Bapak Thohir, atau ingin menyaksikan pertunjukannya disela nyanyian yang berkumandang. Karena keyakinannya itu dia mampu itu.

Dipertemuan jalan ku menatap fantastic four melaju. Tapi satu yang membedakanya hanyalah satu orang, “Wahyu Indarti“. Mungkin dia kan jauh lebih baik jika tidak bergabung. Ku rasa dia ingin mencoba tantangan baru agar mampu merasakan sebuah dengan kemarahan orang tanpa tnda jasa disekitarnya.

Dan apa arti dalam perjalanan ku telah ku temukan. Semua senyum dari dari orang sekitar membuat aku bangga. Namun sayang mereka tidak mengetahui apa sebenarnya yang telah terjadi dalam kehidupan ku. Hancur. Setiap orang ingin jauh laebih baik dengan meninggalkan orang yang lain. Persaingan tidaklah sehat, tanpa ada rasa fair play. Tapi itu semua adalah bagian dari hidupku untuk sepintas.

Perjalanan ku selama satu tahun ini membuatku aku  bisa tertawa  ngakak, sedih, murung, bahagia, mengangis, kecewa, terharu, lucu, dan segalanya yang pada ujungnya membuatku terdiam. Aku masih ingat ketika aku bertemu satu persatu orang yang ku jumpai. Sungguh menjadikan arti tersendiri bagi ku. Aku merasa kalian adalah bayangan perjalanan ini. Dan waktu itu semua menggunakan kaos bertuliskan “The Monster of Sains“.

Tapi, kini satu persatu dari mereka melepaskan kaos tersebut, untuk kehidupan baru, untuk dunia yang baru, untuk kenangan yang tertinggalkan.

Thankz to all,
Teman – teman tak ada kalian tak ada aku dan tak ada aku tak kan ada kalian, trimakasih telah sejenak berhenti tu menikmati suasana tak terlupakan bersam ku disini XI IPA 3.


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

[Trailer] Opor Operan

Mlaku Mlaku Dab!

Instagram

Tips and Tricks


 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. NB! - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger